Scott Galloway merupakan seorang pebisnis, penulis, juga professor yang telah menerbitkan 5 buku sejak tahun 2017. Buku berjudul The Algebra of Wealth: A Simple Formula For Financial Security adalah salah satu karyanya yang menjadi trending di sosial media dan Youtube.
Menurutnya ukuran kekayaan/kemakmuran (wealth) tidak dapat ditentukan dari berapa yang kita hasilkan. Namun seberapa kita paham dan mengerti “apa yang sebenarnya dibutuhkan”
Scott lalu mencoba merumuskan persamaan ini WEALTH = FOCUS + (STOICISM x TIME x DIVERSIFICATION)
Saya coba merangkum instisari dari rumus di atas menjadi 4 poin sebagai berikut
WEALTH – GAJI BUKAN KEKAYAAN
Wealth atau lebih tepatnya kemakmuran (dalam bahasa Indonesia) tidak ada kaitannya dengan gaji. Seseorang dengan gaji yang lebih besar tidak berarti lebih makmur dengan pekerja dengan gaji UMR.
Kemakmuran adalah ketika kita tidak perlu lagi khawatir lagi soal bekerja untuk mendapatkan gaji. Kebalikannya orang-orang pada level ini memiliki aset yang bekerja untuk mereka.
“…wealth is the absence of economic anxiety. Freed of the pressure to earn, we can choose how we live”
Sehingga tujuan utama mencapai kemakmuran adalah (bekerja) mendapatkan aset yang dapat menghasilkan income untuk dapat membayar semua pengeluaran/biaya hidup yang diperlukan seseorang untuk hidup layak.
Sedangkan angka seseorang dikatakan “makmur” untuk hidup layak sangat bervariasi untuk setiap orang.
STOICISM – KARAKTER DAN PERILAKU PALING PENTING
Ketika konsep kemakmuran dan hidup layak menjadi relatif dan sangat bervasiari untuk setiap orang maka Scott mengangkat konsep Stoicism untuk menegaskan bahwa hal yang paling fundamental adalah terkait karakter dan perilaku.
NB: Stoicism atau stoikisme adalah adalah aliran filsafat yang mengajarkan manusia untuk fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan dan menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak bisa diubah (baca – Apa Itu Stoikisme dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan)
Pertama, kelihatannya karakter dan perilaku adalah fondasi untuk wealth, karena dari karakter-perilaku dihasilkanlah kebiasaan dan membangun kebiasaan adalah hal yang sulit. Diperlukan karakter yang kuat untuk membentuk suatu kebiasaan yang baik. Contohnya akan menjadi sangat sulit untuk menciptkan kebiasaan hidup hemat ketika bertahun-tahun terbiasa dengan gaya hidup konsumtif.
“…the flesh is willing, but the spirit is weak”
Kedua, karakter dan perilaku sadar untuk mengatakan cukup. Adalah nature dari manusia yaitu tidak cukup puas, begitu juga dengan proses perjalanan mencari wealth. Sampai di titik mana kekayaan yang dimiliki dirasa cukup?
“…there is no enjoying the possession of anything valuable unless one has someone to share with it” – Seneca
TIME – YOU’LL GET BORED
Semua orang bisa mendapatkan kemakmuran (wealth), namun akan memakan waktu yang cukup lama karena kenyataannya tidak semua orang terlahir dengan keadaan ekonomi dan pendidikan yang baik.
Menurut Scott, anak-anak muda justru memiliki advantage dibanding para senior untuk mencapai wealth. Karena mereka memiliki waktu, mereka dapat mulai lebih awal.
Cukup mulai sejak awal dan terapkan konsep compound interest.
“…time magnifies small changes into mighty things. Time is how acorns grow into oaks and rivers cut canyons”
DIVERSIFICATION – HARUS PAHAM LITERASI KEUANGAN
Pada akhirnya semua orang harus melek dengan keuangan, soal investasi
Paling minimal yaitu instrumen investasi apa saja yang bisa digunakan untuk menciptakan kemakmuran.
Aset yang berhasil dikumpulkan perlu “dijaga” untuk terus berkembang. Menyimpannya di deposito/tabungan mungkin aman tapi secara tidak langsung kehilangan opportunity cost dari sarana investasi lain. Sehingga pilihan yang bijaksana adalah membagi aset dalam bentuk beberapa instrumen investasi atau diversifikasi.