Tepat hari Senin lalu saya mengikuti kelas perdana program Bootcamp Digital Marketing dari Digital Skola.
Ini adalah program kursus belajar Digital Marketing intesif selama kurang lebih 3 bulan dan kelasnya dilaksanakan secara online seminggu 3x.
Pekenalan pertama dengan digital marketing itu sejak saya mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh komunitas SB1M kurang lebih di tahun 2019. Selama 3x pertemuan di seminar itu peserta diberikan wawasan bagaimana dunia digital dan internet sudah menjadi hal yang perlu untuk diberi perhatian lebih karena perkembangannya yang sangat cepat dan membawa begitu banyak peluang.
Masih segar diingatan saya waktu itu Mas Berto Saksono Jati (founder dari SB1M) sharing bagaimana dia berhasil laris menjual lem tikus dan kostum barongsai melalui website. Dan sharing-sharing lainnya dari member SB1M yang hebat-hebat, salah satunya tentang bagaimana seorang ibu rumah tangga yang gaptek berhasil menjual ratusan bibit kelapa tanpa harus punya perkebunannya atau tempat persemaian bibitnya, juga seorang bapak yang berhasil menjual tanaman anggrek tanpa harus punya kebun anggreknya, yang semuanya hanya bermodalkan hp dan internet dan sedikit trik SEO (Search Engine Optimization).
Alhasil membuat saya penasaran, apa benar semudah itu? Mungkin tidak sebegitu mudah juga ya, tapi muncul pertanyaan lagi, apa benar itu bisa dilakukan? Menjual barang tanpa memiliki barang?
Semenjak itu saya seakan-akan lapar dengan namanya digital marketing ini. Bagaimana jika saya pun bisa menjual barang tanpa punya barang? Bagaimana jika saya pun bisa mendapatkan penghasilan hanya dengan modal laptop/hp dan internet? Bagaimana jika saya bisa laris menjual apa saja lewat internet?
Rasa penasaran inilah yang akhirnya membuat saya berani memutuskan untuk mencoba mulai jualan online di marketplace pada tahun yang sama di 2019.
Tapi kok emang benar ya, hanya dengan modal laptop/hp dan internet kita sudah bisa dapat tambahan penghasilan. Itulah yang saya rasakan ketika toko online di marketplace mulai kedatangan orderan.
Memang penjualan di toko online kadang naik, kadang turun. Saya akui masih perlu banyak belajar agar bagaimana toko ramai pembeli, yang jawabannya adalah traffic.
Traffic ternyata sangat penting di dunia digital marketing, no traffic no sales.
Harapan saya setelah belajar dan memahami digital marketing itu simple, agar bisa punya skill yang dapat dipakai untuk kerja dari mana saja, bahkan itu kerja sambil jemuran minum es kelapa muda di tepi pantai.
Seperti kata pepatah dari Negeri Cina: 千里之行,始於足下 …
Yang kalau di-googling bunyi kurang lebih seperti ini: “A journey of a thousand miles begins with a single step”.
Semoga.