Anak saya suka banget nonton Youtube.
Salah satu tontonan favoritnya adalah video tentang aneka mainan mobil-mobilan. Di video itu ditunjukan mainan mobil-mobilannya dicelup ke lumpur, lalu dicuci, terus dicelup ke lumpur lagi.
Selain video tentang mobil-mobilan, dia juga suka nonton video tentang mainan kereta api atau kereta api sungguhan. Videonya simpel, hanya menunjukan sebuah kereta api yang sedang lewat atau mainan kereta api yang sedang berjalan di atas rel.
Sampai akhirnya saya kaget ketika melihat jumlah viewer yang telah mencapai jutaan kali.
Semakin penasaran, saya mencoba untuk mencari tahu berapa sih penghasilan si pemilik channel ini dari Youtube.
Dari situs Social Blade berdasarkan analytic, si pemilik channel memperoleh penghasilan di kisaran Rp13 juta hingga Rp217 juta per bulan.
Saya hanya bisa geleng-geleng.
Hasil dari video yang isinya hanya mainan, tanpa edit, tanpa lighting yang proper bisa mengalahkan gaji pegawai di Jakarta.
Rasanya tak heran kalau di era saat ini sangat mungkin untuk mendapatkan penghasilan dengan memanfaatkan platform atau media seperti Youtube.
Tapi pertanyaannya mau gak mulai? Mulai dari mana? Kontennya apa?
Itu sepertinya pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Saya juga sulit untuk menjawabnya.
Kebanyakan orang, termasuk saya mikirnya mungkin sudah terlalu kompleks. Banyak pertimbangan ini, itu, dan lain-lain.
Apa karena kita berpikir bahwa kita tahu terlalu banyak akhirnya gak mulai-mulai?
Atau mungkin kita gak harus pintar biar bisa mulai?