“Kerja bertahun-tahun kok gaji segini-gini aja sih”
“Heran deh, kerjaan sebanyak ini tapi gaji gitu-gitu aja”
“Kayaknya gue underpaid deh”
Adalah hal yang wajar jika kita-kita ini sebagai karyawan merasa underpaid, kerjaan banyak tapi gaji segitu-gitu aja. Rasa-rasanya semua karyawan pernah merasa seperti itu. Itu menjadi perdebatan di batin setiap karyawan mungkin selama sepanjang masa.
Kita merasa seharusnya kita dihargai lebih, diberikan penghargaan yang sewajarnya dengan apa yang kita kerjakan, yaitu dengan jumlah gaji yang sesuai.
Gaji menjadi ukuran bagi karyawan seberapa bernilai dirinya di mata perusahaan. Karyawan menggunakan gaji untuk membiayai hidupnya dan keluarga. Sehingga dengan pengorbanan/hasil kerja yang dirasa telah diberikan untuk perusahaan, si karyawan dapat mengharapkan diberikan angka yang sesuai agar dapur rumah tetap ngebul.
Sehingga apabila karyawan tidak merasa dihargai dengan jumlah yang tepat, solusi praktis ya resign.
Saya pernah bekerja di perusahaan yang turnover karyawannya sangat tinggi, dan sepertinya tidak menjadi masalah bagi si perusahaan dengan tingginya turnover karyawannya. Apakah itu pertanda bahwa karyawannya tidak dianggap penting?
Tapi bagaimana dari sisi perusahaan? Apa pandangan perusahaan soal gaji karyawan?
Sederhananya secara bisnis, perusahaan akan selalu berpegang pada pakem cost-benefit. Apakah si karayawan dapat menghasilkan benefit yang lebih besar untuk perusahaan dibandingkan costnya?
Benefit yang lebih besar dibanding biaya gaji adalah value kita sebagai karyawan. Contoh sederhananya, mampu menghasilkan output x% lebih besar dibanding rekan kerja, mampu menciptakan sistem yang dapat menghemat x% dari segi waktu dan biaya, mampu mencetak omzet sekian kali lipat dibanding tahun sebelumnya dsb.
Jika Anda merasa bahwa benefit yang diberikan untuk perusahaan lebih besar dibanding biaya gaji yang dikeluarkan maka coba lah untuk nego kenaikan gaji, alih-alih memilih resign.
Berikut tips dari pengalaman ketika nego gaji ke bos.

1. Tau value atau nilai tambah yang diberikan untuk perusahaan
Pertama-tama Anda harus menjawab pertanyaan ini: mengapa perusahaan perlu membayar gaji Anda lebih mahal? Apa sih value Anda dibanding karyawan yang lain? Apa kontribusi Anda?
Untuk membantu mencari value, dapat dimulai dari prestasi-prestasi yang telah Anda capai apa saja sih. Misal proyek-proyek yang dipercayai kepada Anda dapat terselesaikan dengan baik, tepat sesuai rencana atau Anda berhasil menemukan solusi atas masalah spesifik yang dihadapi oleh bagian/departemen Anda bekerja.
Akan lebih membantu jika Anda membuat semacam daftar dari value atau prestasi yang telah Anda capai untuk perusahaan.
2. Temukan alasan “di luar kantor”
Bos juga manusia, punya keluarga, punya pasangan, punya anak dll. Ya kurang lebih sama lah dengan kita. Jujurlah kepada atasan bahwa betapa Anda perlu kenaikan gaji ini untuk kebutuhan hidup misalnya ada rencana menikah dan hidup berkeluarga, pendidikan anak, atau tambahan biaya kuliah lanjutan dll. Kadang alasan “di luar kantor” lebih mengena hati si bos untuk setuju dengan permintaan kenaikan gaji Anda.
3. Tau angka yang “layak”
Anda perlu tau kira-kira berapa angka yang layak dan masuk akal dari penambahan gaji Anda. Dapat juga membandingkan dengan standar gaji dengan posisi yang sama di perusahaan lain.
4. Terbuka untuk negoisasi
Anda perlu mempertimbangkan skenario-skenario yang mungkin terjadi saat nego gaji. Sama halnya dengan belanja lah, ada tawar menawar, begitu juga nanti saat nego kenaikan gaji sampai akhirnya kedua pihak untuk setuju di angka tertentu.
5. Pilih “hari baik”
Kita pasti tidak mau memilih hari yang di mana keadaan kantor lagi hectic atau bos sedang ada meeting marathon seharian. Anda yang yang paling tau bos Anda, pilih lah waktu yang tepat.
Tenang, nego kenaikan gaji bukan dosa kok. Jadi jangan takut.