You are currently viewing 7 Key Points dari “The Millionaire Next Door” (Thomas Stanley & William Danko)
Pic. from moneythesimpleway.com

7 Key Points dari “The Millionaire Next Door” (Thomas Stanley & William Danko)

Apa pendapatmu yang paling brutal soal kehidupan orang kaya?

Bahwa orang kaya punya sederet koleksi mobil mewah?

Orang kaya punya rumah yang luas dan fasilitas yang lengkap?

Setelah membaca buku The Millionaire Next Door: The Surprising Secrets of America’s Wealthy karya Thomas Stanley & William Danko, saya cukup tercengang mengetahui fakta-fakta yang otomatis membuyarkan pendapatan saya tentang orang kaya.

Pantas saja orang kaya tetap kaya.

Sebelum melanjutkan fakta-fakta menarik terkait kehidupan orang kaya di Amerika sana, perlu penyamaan persepsi tentang arti orang kaya atau dalam buku ini disebut millionaire.

Orang yang masuk kategori millionaire adalah mereka yang memiliki harta bersih (net worth) minimal 1 Juta USD* (buku ini ditulis tahun 1996, kurs Rp/USD Rp2.342, sumber: Lokadata)

Sederhananya jika dibandingkan dengan posisi nilai tukar Rp/USD per akhir tahun 2022, angka itu setara Rp15,56 miliar.

Apa yang menarik dari orang-orang kaya ini?

Menurut Thomas Stanley & William Danko, ada 7 hal yang paling berpengaruh terhadap bagaimana orang-orang in menjadi kaya dan tetap kaya.

1. Hidup hemat

Live below your mean. Mereka tidak hidup boros, tapi hidup hemat. Mereka mampu menemukan cara agar tidak ikut terbawa arus konsumerisme.

2. Efisien dalam mengalokasikan waktu, energi, dan uang

Mereka suka hal-hal yang teratur, terutama dalam hal planning dan budgeting. Mereka memiliki perencanaan dan anggaran di hampir semua aspek hidup mereka, seperti pengeluaran rumah tangga, liburan, kesehatan, pendidikan, investasi, dan lain sebagainya.

Dan rasa-rasanya percuma kalo cuma planning doang tanpa action.

Sehingga selain memiliki planning dan budgeting, mereka ini tergolong disiplin untuk menjaga agar aktivitas atau output-nya sesuai plan dan budget.

Di poin ini ada yang menarik, yaitu disebutkan bahwa menurut mereka adalah penting untuk mendapatkan pasangan yang mampu menjaga keharmonisan antara planning dan budgeting ini.

Para pasangan millionaire ini memiliki peran masing-masing sebagai “offense” dan “defense” yang baik.

Offense adalah soal mencari penghasilan, yang mana adalah peran laki-laki/suami, sedangkan defense adalah soal mengatur, megerem segala sesuatu yang berkaitan dengan pengeluaran, ini dilakukan oleh para wanita/istri.

3. Kebebasan finansial itu lebih penting daripada status sosial

Mereka tidak menganggap barang-barang mewah itu adalah suatu hal yang harus dimiliki atau dipamerkan. Cukup hidup sederhana.

Mereka memilih untuk hidup di lingkungan kelas menengah alih-alih hidup di lingkungan mewah dan terkenal.

Rumah mereka tidak megah, melainkan sederhana. Mobil atau pakaian yang digunakan pun bukanlah tipe yang bermerek dan mahal.

Mereka sadar akan setiap efek finansial atas keputusan mereka. Seperti, tinggal rumah mewah di lingkungan kelas atas berarti ongkos untuk hidup pun akan lebih mahal, seperti perawatan rumah yang semakin mahal dan biaya pergaulan sosial yang semakin mahal.

Bebas secara finansial lebih penting dibandingkan status sosial.

4. Tidak tergantung bantuan orang tua

Orang-orang ini tidak bergantung dari pemberian atau warisan orang tua. Mereka benar-benar berjuang dari nol.

Menerima warisan membuat mereka masuk ke zona nyaman, sehingga melemahkan daya berjuang mereka.

Harta atau warisan dari orang tua bagi yang memilikinya itu memang privilege. Namun mereka tidak bergantung pada hal tersebut.

5. Memiliki anak-anak yang independen, paling utama soal uang

Mereka tidak serta merta memberikan segalanya kepada anak-anaknya.

Mereka mendidikan anak mereka dengan tepat.

Menjadi contoh untuk mereka, mereka menciptakan lingkungan keluarga yang mengedepankan nilai keberanian (courage), disiplin, independent, dan hemat (frugal).

Dan mereka berusaha mengenalkan kepada anak mereka salesmanship sejak usia dini.

6. Cerdas dalam menangkap peluang

Para millionaire sadar bahwa cara pasti untuk memupuk kekayaan adalah dengan investasi dan mereka sangat cerdas dalam menangkap peluang investasi.

Pilihan investasi mereka tidak hanya terbatas pada efek berupa saham, obligasi, atau instrumen investasi konvensional lainnya, tapi meliputi juga dengan investasi pada bidang atau keahlian mereka.

Misalnya, mereka yang memiliki usaha kontraktor bangunan, berinvestasi pada kontraktor jasa arsitek misalnya. Sebab mereka tau betul industri yang mereka jalankan.

7. Memilih pekerjaan yang tepat

Sebanyak 80% dari para millionaire adalah business owner.

Skala bisnisnya pun berbeda beda, juga industrinya.

Bisnis yang dimiliki oleh para millionaire contohnya advertising, consulting service, contractor, cafeteria owner, engineering/design, & farmer.

Menurut mereka dengan menjadi business owner, mereka bisa mendapatkan kebebasan dalam melakukan apa yang mereka suka untuk dilakukan, terutama mengenai bidang usaha mereka.

 

Tinggalkan Balasan