Charles Ponzi adalah orang dibalik istilah yang sangat terkenal, Ponzi Scheme atau Skema Ponzi.
Skema Ponzi adalah skema fraud atau penipuan atas investasi atau investasi bodong. Dengan iming-iming return yang tinggi orang dengan mudah dirayu untuk merelakan uangnya masuk ke dalam bentuk skema investasi bodong, yang ujung-ujungnya bukan untung malah buntung.
Modusnya agar trik ini berhasil, orang dirayu dengan hasil imbal hasil uang yang tinggi dengan harapan pertama, akan join dan terus menambah jumlah investasinya, dan kedua memberitahukan kepada orang lain atau mengajak orang lain untuk join.
Untuk membayar hasil investasi orang yang pertama didapat dari setoran orang kedua yang join, dan seterusnya
Saya mendadak penasaran, apa sebenarnya motif Charles Ponzi waktu itu sehingga dia berhasil menemukan sistem yang luar biasa ini, skema Ponzi sampai-sampai sistem ini masih digunakan hingga sekarang?
Charles Ponzi lahir di Italia, tanggal 3 Maret 1882. Tumbuh besar di sana sampai tahun 1903 hijrah ke Boston Amerika Serikat, usianya kurang lebih 21 tahun. Ditulis di Wikipedia, mimpinya ketika tiba di Amerika adalah “I landed in this country with $2.50 in cash and $1 million in hopes, and those hopes never left me”, boleh juga nih orang ya.
Di Amerika dia melakoni berbagai macam pekerjaan, mulai dari waitress, pegawai bank, buruh tambang, hingga akhirnya sebagai wirausaha.
Dan semua kisah terkenal Ponzi Scheme dimulai ketika Charles memulai peruntungannya di bisnis International Reply Coupon, atau sederhananya semacam perusahaan yang menjual perangko.
Waktu itu di Amerika Serikat untuk dapat mengirimkan kembali surat dari negara lain diperlukan semacam perangko khusus yang hanya boleh digunakan untuk tiap-tiap negara tujuan surat atau disebut reply coupon. Misal saya ingin membalas surat dari sahabat yang berada di Itali, maka saya perlu membeli perangko dengan tujuan Itali, sederhananya seperti itu.
Charles Ponzi menemukan kesempatan bisnis di sini. Dia menemukan ternyata di negara-negara luar Amerika Serikat, reply coupun tadi dijual dengan harga murah jauh di bawah harga rata-rata yang dijual di Amerika Serikat. Sehingga logikanya, jika saja dia dapat membeli reply coupon dengan harga yang jauh lebih murah dan menjualnya di Amerika Serikat, pasti dia akan untung. Dan menurut info margin keuntungan bersihnya itu bisa mencapai 400%!!
Dan di sini lah semuanya dimulai.
Layaknya pebisnis, ketika melihat peluang atau kesempatan bisnis yang luar biasa ini pasti memerlukan modal atau pendanaan. Ketika modal pribadi dirasa tak cukup pilihannya adalah bank atau mencari investor.
Dalam kasusnya Charles Ponzi, bank menolak untuk memberikan pendanaan sehingga akhirnya dia menjual gagasan bisnisnya ini kepada investor tentu dengan kompensasi imbal hasil yang katanya dia menawarkan dapat melipat gandakan dana investor dalam waktu hanya dalam 90 hari!
Makin hari makin ramai dan banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan Charles Ponzi sampai-sampai tahun 1920 Charles Ponzi ditutut dengan kasus fraud atau penipuan investasi yang bernilai 20 juta dollar atau setara dengan 196 juta dollar tahun 2020 (Jika dirupiahkan sekitar 2,8 triliun rupiah)
Jika dilihat dari sisi bisnis dan pendapat saya pribadi dari kisah Charles Ponzi tadi, skema Ponzi mungkin tidak akan pernah ada jika:
Pertama, tau kapasitas. Sudah barang tentu semua pengusaha akan mengejar peluang bisnis dengan keuntungan bersih 400%, siapa yang tidak mau coba. Otomatis pasti akan mencari cara, putar otak bagaimana mencari pendanaan agar peluang ini tidak terlewatkan. Ketika modal tidak cukup dan bank enggan mengucurkan kredit, pilihannya adalah ya cari investor. Namun namanya bisnis, pasti ada siklusnya, pasti ada masa penjualan tidak berjalan mulus, stok bertumpuk, dan lain sebagainya. Jika situasi ini terjadi, terus menerima dana investasi dari investor akan menjadi masalah. Gimana mau bayar investor wong cash flow berantakan, penjualan turun, stok bertumpuk. Sehingga tau kapasitas, kapan perlu ekspansi kapan perlu rem itu kuncinya.
“investment is not about how much money you’ll get but how much money you’re willing to sacrifice”
Kedua, jika saja semua investor itu cerdas. Yang namanya investasi itu pasti berisiko, yang tidak mau menerima risiko ketika investasi sebaiknya menabung saja di bank. Investor perlu sedikit lebih cerdas, ketika memutuskan untuk join investasi di sebuah bisnis perlu paham bahwa hitung-hitungan profit/loss di excel tidak akan pernah menjadi jaminan. Ketika menjadi investor kita langsung dihadapkan dengan ketidakpastian. Ketidakpastiannya itu banyak bentuk. Yang paling menyakitkan yaitu, kita rugi. Rugi dan untung dalam bisnis adalah bentuk ketidakpastian, sehingga pemahaman yang baik ketika memutuskan untuk investasi adalah mungkin istilah ini “investment is not about how much money you’ll get but how much money you’re willing to sacrifice”. Tergiur dengan janji imbal hasil yang tinggi dalam tawaran bisnis adalah langkah awal yang kurang tepat. Imbal hasil yang tinggi punya risiko yang tinggi juga, jika mau menerima hasil tinggi, maka mau juga menerima kenyataan bahwa uang Anda rugi atau bahkan tidak bersisa.
Ya ujung-ujungnya paling dibilang “Disclaimer On”.